Rabu, 12 Juni 2013

ARSITEKTUR DAN METAFORA


Arsitektur yang Berdasarkan Prinsip-prinsip Metafora
  1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
  2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
  3. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).
Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur

Sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
  1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.
  2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
  3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya
  4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.
Kategori Metafora dalam Arsitektur

  1. Intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.
  2. Tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.
  3. Combined methaphors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar